Minggu 14 April 2019
PERUBAHAN ITU INDAH
Matius 13 : 24 – 58; Imamat 19; Amsal 29
Ayat Mas / Renungan
Imamat 19:1-3 “TUHAN berfirman kepada Musa: “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. “Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.”
Sebagai umat yang kudus bukan berarti umat Tuhan itu kudus dari dirinya sendiri. Kudus adalah anugerah Allah karena status kudus itu adalah semata-mata pemberian Allah kepada umat-Nya. Lagipula salah satu pengertian kudus itu adalah diasingkan atau dipisahkan dari bangsa-bangsa yang bukan bangsa pilihan. Dengan demikian haruslah berusaha memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan fasik dari bangsa-bangsa di sekeliling bangsa pillihan Allah. Hal itu penting agar umat-Nya focus melayani Dia dalam kasih dan kebenaran, Allah tidak hanya menetapkan umat-Nya sebagai umat yang kudus tetapi juga memerintahkan agar setiap pribadi umat-Nya hidup kudus. Alasan utamanya adalah karena Allah itu kudus atau Allah kudus adanya. Bila kudus diartikan hidup tanpa dosa dan kesalahan tentu jawabannya adalah mustahil.
Ternyata pemahaman dan prinsip hidup kudus adalah :
- Hidup mengasihi seperti Allah mengasihi. Secara terperinci perintah hidup kudus adalah hidup mengasihi Allah. Hidup sepenuhnya hanya diabdikan kepada Allah saja. Segala sesuatu bentuk penyembahan berhala harus disingkirkan dan segala bentuk perilaku yang fasik harus dihilangkan. Di atas segalanya maka umat kudus dengan hidup mengasihi Allah hendaklah hidup “menjadi penurut-penurut Allah”.
- Selanjutnya hidup kudus adalah hidup mengasihi sesama manusia. Sesama manusia adalah semua orang yang berhubungan dengan kita, bukan sekedar keluarga dan tetangga. Dalam ayat 9-18 menjelaskan dengan cukup lengkap dan terperinci cara-cara prkatis menyatakan kasih dan kepedulian bagi sesama. Contohnya bila panen gandum maka harus meninggalkan sebagian untuk penduduk berkekurangan. Biasanya mereka akan memungut bulir-bulir gandum yang tercecer seperti yang dilakukan Rut di ladang gandum Boas.
- Kemudian hidup kudus adalah mengasihi diri sendiri. Mengasihi sesama haruslah seperti mengasihi diri sendiri “…melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan (Imamat 19:18). Mengasihi diri sendiri berarti jangan menyakiti diri sendiri. Mengasihi diri sendiri berarti menjaga kesehatan. Mengasihi diri sendiri berarti tahu menempatkan diri secara tepat di hadapan Allah dan sesama. Hidup santun dan hormat kepada orangtua dan tentunya membangun diri semakin baik dan cerdas. (MT)
Hidup kudus bukanlah hidup tanpa dosa tetapi mengasihi dengan cara tidak berdosa.