Kamis 21 Maret 2019
BUKAN UMAT, TAPI ALLAH
Ibrani 11:1-21; Keluaran 13-14; Amsal 5
Ayat Mas / Renungan
Keluaran 14:13-14 ”Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.“TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”
Berulang-ulang Allah menyatakan kemuliaan-Nya, agar orang Mesir mengetahui dan mengakui Allah orang Israel. Tetapi tidak pula kunjung orang Mesir mempercayai Allah. Berbeda dengan umat Israel yang sangat mudah meresponi semua tindakan Allah. Dasarnya memang sudah jelas dari status sebagai umat pilihan Allah. Allah telah menganugerahkan iman kepada umat-Nya. Selanjutnya umat beriman itu harus mengikuti tuntunan Allah. Setelah umat itu dilepaskan dari perbudakan Mesir saatnya umat menjadi hamba yang harus menghambakan diri kepada Allah. Langsung Allah mengambil alih untuk menjadi tuan bagi umat-Nya dari Mesir. Sudah pasti peralihan pimpinan ini menguntungkan bagi umat-Nya. Allah menuntun umat-Nya melalui tiang awan pada sianng hari dan tiang api pada malam hari.
Ketika umat Israel menjadi budak di Mesir, mereka harus menahan dinginnya angin malam dan panas terik matahari pada siang hari. Allah menyediakan kebutuhan mereka sepanjang pengembaraan. Padahal dalam perhambaan Mesir, mereka harus kerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hampir sepanjang hari kerja keras tanpa upah, karena mereka diperlakukan sebagai budak. Ternyata perbedaan yang sangat nyata ini bukanlah jaminan bagi Israel untuk sepenuhnya siap meninggalkan Mesir. Belum lama, ada juga yang ingin kembali ke Mesir hanya karena kesulitan kecil. Terlebih lagi setelah orang Mesir kembali mengejar Israel agar dibawa lagi ke Mesir sebagai hamba. Pada saat itulah Musa membuktikan kualitas kepemimpinannya kepada bangsa Israel yang baru saja beralih dari bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka. Sebagai bangsa terjajah di Mesir tentu Israel harus turut aturan Mesir, tetapi sebagai bangsa yang dimerdekakan Allah bangsa Israel harus turut aturan Allah yang memerdekakan mereka. Bila penjajah membuat aturan pastilah untuk kepentingan penjajah, tetapi Allah membuat aturan adalah untuk mensejahterakan dan kedamaian umat-Nya. Dalam hal ini Musa menyatakan bahwa memimpin suatu bangsa tidak cukup hanya percaya diri tetapi lebih penting lagi percaya kepada Allah. Ketika Firaun menyuruh tentaranya mengejar orang Israel untuk membawa pulang menjadi budak lagi, banyak rakyat Israel memilih tunduk saja kepada Mesir. Tetapi Musa menyemangati orang Israel untuk terus maju. Pada saat umat itu terus maju dengan langkah iman maka Allah bertindak berperang ganti umat-Nya.
Dalam kuasa dan tuntunan Allah umat-Nya menyeberangi laut Teberau, sekaligus mengehentikan tentara Mesir yang tenggelam setelah umat-Nya menyebrang laut yang telah terbelah oleh kuasa Allah. (MT)
Bila umat berserah kepada Allah, maka Allah akan menyerahkan kuasa dosa menjadi tumpuan kakinya.