Sabtu 23 Februari 2019
MENANTI DENGAN SABAR
Lukas 15; Kejadian 27; Mazmur 20
Ayat Mas / Renungan
Kejadian 27:28 “Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.“
Lukas 15:32 “Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Melihat kondisi keluarga Ishak yang dikaruniai anak kembar Esau dan Yakub cukup memperprihatinkan juga. Tiap anggota keluarga mencari berkat dan memberkati dengan cara-cara yang salah. Hal itu terjadi karena mereka melupakan dan tidak berpegang teguh kepada janji Allah. Sejak dalam kandungan Allah sudah menyatakan janji-Nya secara detail tentang rencana Allah atas anak kembar mereka kepada Ishak dan Ribka. Ishak tak perlu lagi memberkati salah seorang secara khusus dari anak kembarnya. Sebaiknya cukup memberkati kedua anaknya sebagai tanggung jawab ayah kepada anak-anaknya. Ribka juga tidak perlu grasa-grusu melakukan upaya-upaya penipuan agar berkat kesulungan jatuh kepada anak kesayangannya Yakub. Dalam kenyataannya Esau sudah jelas kurang menghargai dan mendambakanya. Sebaiknya mereka tidak perlu melakukan kesalahan, bila saja mereka mengingat janji Allah yang sudah jelas dinyatakann sebelumnya.
Penipuan Ribka dan Yakub adalah cara yang salah walaupun motivasi menghargai berkat kesulungan benar adanya. Akibat kesalahan mereka banyak pihak yang dirugikan. Padahal Yakub cukup percaya kepada Allah dan menyerahkan hidupnya kepada Allah, dia pasti menerima berkat itu pada waktu yang sudah ditetapkan Allah sendiri. Dengan cara yang salah, dia memperolehnya tetapi resikonya cukup berat. Dia harus pergi meninggalkan keluarganya hidup bertahun-tahun dalam pengasingan. Esau marah karena dia merasa ditipu oleh adiknya sendiri untuk kedua kalinya. Tetapi menurut Ibrani 12:16-17 bahwa Esau kehilangan hak sulungnya dan berkat kesulungannya karena dia tidak beriman menyebabkan dia memandang rendah karunia dan berkat kesulungannya. Setelah kehilangan kini dia mengubah sikapnya ingin mendapatkan sesuatu yang selama ini disia-siakan tetapi dengan cara yang tidak sungguh-sungguh. Dia menangis dengan air mata kemarahan dan kekecewaan. Karena pilihan yang salah, terkadang umat-Nya kehilangan sesuatu bernilai yang seharusnya menjadi miliknya.
Dalam Lukas 15:8 Tuhan Yesus memberi arahan yang sangat tepat dan benar sikap dalam menemukan sesuatu yang hilang. Cara yang tepat itu adalah mencari dengan serius dan cermat. Keseriusan ditandai dengan doa yang sungguh dan usaha praktis. Ada kalanya kita tidak tahu caranya untuk menemukannya kembali. Hal yang dapat kita lakukan adalah berdoa dan menunggu dengan sabar. Seperti seorang bapa yang terus sabar menunggu anak terhilangnya kembali ke pangkuannya. (MT)
Janji yang ditunggu dengan sabar suatu saat akan tergenapi, merebut dan mengejar tak akan mempercepat.