Jumat 22 Februari 2019
HIDUP SEBAGAI PENDATANG
Lukas 14:25-35; Kejadian 26; Mazmur 19
Ayat Mas / Renungan
Kejadian 26:3 “Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.”
Ishak kembali menerima janji Allah yang semakin membingungkannya. Allah berjanji menyertai dan memberkatinya seperti janji-Nya kepada ayahnya Abraham. Yang sedikit membingungkannya adalah perintah Allah: “Tinggal di negeri ini sebagai orang asing”. Ishak tidak membantah tetapi mentaatinya dengan baik. Janji Allah betul-betul digenapi. Setiap dia menggali sumur airnya melimpah, padahal sumur yang menjadi sumber air tidak mudah di Gerar. Nyatanya penduduk asli Gerar selalu gagal setiap menggali sumur, hanya sesekali berhasil. Bila sumur Ishak dirampas orang Gerar, Ishak suruh para hambanya menggali sumur yang baru, limpah lagi airnya. hasil ternaknya pun sangat banyak. Penyertaan Allah menjadikannya kaya dan melebihi penduduk asli. Tetapi dia mentaati perintah Allah agar tinggal di negeri itu sebagai pendatang. Sebagai pendatang dia harus hidup lebih bijaksana tetapi juga harus terus menjaga hubungan dengan penduduk asli. Hal itu juga membuatnya harus tetap sadar dan menjaga hati agar tidak terikat dengan harta dan miliknya.
Dalam 1 Petrus 2:11 Petrus juga menasehati agar semua orang percaya tetap memposisikan diri sebagai pendatang di dunia ini. Pengikut Kristus adalah orang asing di bumi sehingga harus menjauhkan diri dari sistem duniawi yang selalu berusaha menjauhkan kita dari Allah. Pemazmur juga berdoa agar Allah membebaskannya dari apa yang tidak disadarinya. Sesuatu yang tidak kita sadari adalah mungkin dosa-dosa kecil yang justru menjauhkan kita dari Allah. Dosa-dosa kecil yang didiamkan saja jauh lebih mematikan dari dosa besar yang segera dibereskan. Dalam Lukas 4:26 Yesus menyatakan bahwa pengikut Kristus harus membenci keluarganya. Maksud Yesus adalah haruslah kita lebih mengasihi Allah daripada keluarga. Sebab bila lebih mengasihi Allah pastilah kita mengasihi keluarga, tetapi bila mengasihi keluarga belum tentu mengasihi Allah.
Jadi semua pengikut Yesus harus menjadikan kasih dan kedekatan kepada Allah lebih utama. Bila hubungan dengan Allah dekat maka intimitas kepada keluarga pasti meningkat. Sebelum menjadi murid harus memperhitungkan apakah dia siap menjadi murid. Karena harga menjadi murid sejati harus siap mengorbankan semua hubungan dan harta. Hubungan dengan dunia, hubungan dengan keluarga dan kepentingan diri sendiri haruslah ditempatkan di bawah hubungan dengan Allah. (MT)
Ada kenyataan yang fenomenal yaitu pendatang selalu lebih maju dan lebih bijaksana dari penduduk asli.