Kamis 21 Februari 2019
RENDAH HATI DI HADIRAT ALLAH
Lukas 14:1-24; Kejadian 25; Mazmur 18
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 18:35 “Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku, kemurahan-Mu membuat aku besar.“
Lukas 14:11 “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Jangan pernah menjadikan poligami Abraham sebagai standar kebenaran, karena hal itu sangat bertentangan dengan aturan yang dibuat Allah sejak awal penciptaan manusia. Hukum Musa pun melarang poligami dan perceraian. Poligami Abraham dan siapapun dalam Alkitab adalah pelanggaran terhadap aturan yang dibuat Allah. dan juga penodaan kepada hati nurani siapapun yang melakukannya. Poligami adalah suatu bentuk kesombongan yang tak disadari dan secara hukum alami akan selalu melahirkan masalah ke depan. Siapapun yang melakukan poligami termasuk perceraian telah mewariskan masalah ke generasi berikutnya. Dalam kasus Abraham jelas bahwa Abraham menyadari kesalahannya. Dia hanya mewariskan miliknya kepada Ishak sedangkan kepada anaknya dari Hagar dan Ketura hanya diberi pemberian yang cukup menjadi modal dalam menjalani hidup selanjutnya. Alkitab juga seakan-akan mengabaikan sejarah mereka, karena sejarah berikutnya terfokus kepada Ishak dan keturunannya sebagai penyandang janji Allah. Sangat logis bila keturunan saudara tiri Ishak selalu mendatangkan masalah besar kepada keturunannya. Hanya karena kesetiaan Allah pada janji-Nya lah yang membuat keturunan Ishak tetap ada mengisi perjalanan sejarah diantara sejarah bangsa-bangsa. Seperti pengakuan Daud, Allah sendirilah yang menyelamatkan umat-Nya, dan menyokong serta membuat umat-Nya semakin besar. Raja Daud seorang pemazmur yang mengungkapkan imannya dalam mazmur 18, tegas mengungkapkan bahwa kebesaran umat Allah tidak ada dalam dirinya tetapi bersumber dari Allah saja.
Pemazmur menggambarkan Allah itu sebagai: bukit batu, kubu pertahanan, penyelamat, periasi, tanduk keselamatan dan kota benteng. Pernyataan raja Daud ini adalah ungkapan iman pada awal pemerintahannya sebelum dia melakukan perbuatan dosa yang melawan perintah Allah. Tetapi dia mau terus berproses dengan rendah hati rela terhukum hampir seumur hidupnya asal tidak terbuang dari hadirat Allah. Tuhan Yesus sangat tegas memberi penghargaan kepada orang berkarakter rendah hati. Tuhan sendiri bertindak akan meninggikannya. Ada satu hal yang ingin dipesankan Ishak dan Daud yang ditegaskan juga oleh Yesus yaitu bahwa semua umat Allah harus berpegang teguh kepada janji Allah apapun yang terjadi. Seperti Yakub yang menghargai anugerah kesulungan bukan seperti Esau yang mengabaikannya. (MT)
Bila hidup di hadirat Allah akan terbentuk menjadi rendah hati sebab kesombongan akan sirna di hadirat Allah.