Jumat 18 Januari 2019
KETENARAN VS PENUAIAN
“Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (Kisah Para Rasul 14 : 15)
Penuaian dapat disimpulkan sebagai momentum yang sangat menentukan. Mujizat terjadi di mana-mana sebagai anugerah besar yang dicurahkan Allah membuka jalan untuk jiwa-jiwa menerima Injil.
Pada masa penuaian biasanya Allah memunculkan hamba-hamba Tuhan tertentu yang mempunyai karunia khusus, sehingga pelayanan mereka sangat berhasil. Tidaklah mengherankan kalau kepada mereka dipercayakan menggembalakan jemaat puluhan hingga ratusan ribu orang. Rasul Paulus dalam perjalanan penginjilan di Listra melakukan mujizat kesembuhan seorang yang lumpuh sejak lahir. Berita itu menggemparkan sehingga penduduk menggangap Paulus dan Barnabas sebagai dewa. Mereka mengelu-elukan dan memuja rasul Paulus sebagai dewa Hermes dan Zeus yang datang dalam rupa manusia. Bahkan rasul Paulus dan Barnabas yang sudah menyatakan mereka adalah manusia biasa tidak dapat mencegah mereka mempersembahkan korban. Rasul Paulus tidak bangga dengan pemujaan yang berpotensi menodai masa penuaian sebagai karunia Allah.
Betapapun luar biasanya hamba Tuhan di pakai, jangan pernah memanfaatkan ketenaran untuk mencuri kemuliaan Tuhan yang bermuara pada ternodanya masa penuaian. (MT)