Selasa 08 Januari 2019
SELALU RINDU MENYEMBAH
“Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?” (Maleakhi 1:6).
Semakin mengenal Allah kerinduan menyembah-Nya pasti semakin dalam dan besar. Karena pengenalan akan Allah memberikan segala motivasi yang kita butuhkan untuk menyembah Dia. Penyembahan selalu muncul pada saat kita menanggapi Allah. Kunci penyembahan adalah realitas batin bukanlah ritus lahiriah. Realitas batin ini adalah merupakan tanggapan tulus akan Allah yang semakin kita kenal.
Umat Allah yang menyembah hanya sebagai ritus lahiriah akan merosot menjadi rutinitas yang kosong. Hal ini berakibat penyembahan umat merosot. Allah pun mendapat penghormatan kurang daripada yang diberikan kepada manusia. Semua bersumber dari kurang pengenalan kepada Allah. Karena kurang pengenalan, umat datang menyembah Allah dengan setengah hati. Seharusnya datang ke rumah Allah untuk menyembah dengan penuh semangat. Seharusnya pula datang menyembah Allah dengan mengerahkan energi akal budi, energi hati dan energi rasa yang tulus. Menyembah tidak menuntut acara yang menarik, tidak menuntut fasilitas yang memadai. Tidak menuntut melainkan menundukkan diri untuk menyembah Allah. Penyembahan adalah realitas batiniah sebagai tanggapan tulus atas kasih dan kuasa Allah. (MT)