Selasa 25 Desember 2018
FIRMAN MENJADI MANUSIA
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14).
Yohanes mengalamatkan Injilnya kepada semua pembaca dari semua suku bangsa. Injil Yohanes sangat bersifat universal. Itulah sebabnya Injil Yohanes lebih mudah difahami tetapi bukan berarti kurang dalam atau kurang jelas. Yohanes meringkas kedatangan Yesus melalui kehadiran-Nya melalui perawan Maria yang mengandung dari Roh Kudus dengan kalimat “Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Kata Firman dalam bahasa Yunani adalah “logos”. Pada paham Yunani kata logos ini mengandung pengertian yang sangat luas. Ada beberapa kata yang dipakai dengan kata logos. Seperti kata hikmat juga dipakai dengan kata logos. Ilmu pengetahuan juga pakai kata logos. Akhirnya kata logika juga bersumber dari kata logos. Pada zaman penulisan Injil Yohanes memang manusia secara umum sangat mengagungkan “logos”. Semua yang berhubungan dengan logos atau menggunakan kata logos adalah sesuatu yang nyaris dipertuhankan.
Tetapi logos yang dikagumi hanya dipahami secara abstrak walaupun kadang-kadang dijelaskan sebagai pribadi yang dapat bertindak. Yohanes sebagai rasul yang mengenal Yesus secara cerdas memulai Injil-Nya dengan memperkenalkan Yesus sebagai “Firman yang menjadi manusia”. Logos yang mereka damba ternyata bukan sesuatu yang abstrak melainkan seseorang yang nyata. Dan Yohanes memberitakan Yesus dengan sangat jenius.
Yesus adalah pribadi yang sangat dibutuhkan manusia. Yesus adalah kekal dan turut ambil bagian dalam peristiwa penciptaan alam semesta. Dan Injil Yohanes menampilkan Yesus sebagai juruselamat tetapi juga sosok teladan yang sempurna bagi manusia tetapi juga mau memakai manusia menjadi alat untuk memancarkan kasih-Nya. (MT)