Kamis 02 Agustus 2018
HATIKU DAN HATIMU
1 Korintus 4:1-5
Mana yang lebih sulit mengenal hatiku atau mengenal hatimu, tanya seorang pemuda kepada gadis yang baru beberapa bulan dipacarinya. Sang gadis menjawab tentu mengenal hatimulah, makanya jangan harap aku menyerahkan hatiku secara utuh kepadamu. Sang pemuda melanjutkan: kalau aku beda darimu sayang, karena aku tidak terlalu sulit mengenal hatimu, tetapi sampai sekarang aku sama sekali belum mengenal hatiku”. Betul sungguh tidak mudah mengenal hatiku apalagi mengenal hatimu. Dalamnya laut dapat diduga, hati orang siapa tahu?” yang mudah itu adalah menuduh dan mengadili hati orang lain. Bukankah kita sering mendengar tuduhan seseorang kepada yang lain, “Dasar hati busuk”. Rasul Paulus menyatakan bahwa ia ingin mengenal dirinya, sebagaimana Allah mengenal dirinya (1 Korintus 13:12). Rasul Paulus sendiri mengakui bahwa Dia tidak mengenal hatinya tetapi Allah mengenalnya secara sempurna.
Di dalam Yohanes 9:51-56 , dikisahkan bahwa Yakobus dan Yohanes dengan sikap militan membela dan melindungi Yesus dari hambatan orang Samaria yang berusaha menghalangi perjalanan mereka. Bila saja Yesus mengijinkan mereka sudah membinasakan orang Samaria. Tetapi Yesus menegor mereka. Ternyata Yakobus dan Yohanes yang merasa hatinya setia dan patriotik membela Yesus justru sedang dikuasai oleh dendam dan kebencian. Tetapi rasul Paulus yang mengaku tidak mengenal hatinya justru dipercayakan rahasia Allah. Dan hal yang sama terjadi dengan Yakobus dan Yahones. Tentu alasan utamanya adalah karena hati mereka baik dan kudus. Tetapi karena mereka mau berproses dan berubah. Mereka mau menyerahkan hati mereka untuk dibentuk oleh Yesus semakin baik. Hatiku dan hatimu sama saja. Tidak ada baik-baiknya. Tetapi syukur kepada Yesus karena aku dan kau mau menyerahkan hati di proses dan dibentuk oleh Yesus.