Kamis 05 Juli 2018
SURAT KRISTUS
2 Korintus 3:1-6
Rasul Paulus adalah seorang perintis jemaat Korintus. Setelah cukup lama meninggalkan Korintus, dia ingin berkunjung lagi untuk memberi dukungan agar jemaat semakin bersemangat dan semakin dewasa di dalam Kristus. Tetapi ada sekelompok orang yang menghalangi kunjungannya. Mereka menuduh rasul Paulus tidak tulus tetapi “Mencari keuntungan dari firman Allah” (2 Korintus 2:17). Sesungguhnya rasul Paulus mempunyai hubungan yang murni dengan jemaat Korintus (2 Korintus 1:12). Rasul Paulus menghindari ketegangan sehingga walaupun berat rasanya, dia rela membatalkan kunjungannya. Tetapi rasul Paulus merasa perlu meluruskan tuduhan keliru itu sehingga dia meminta kesaksian dari pihak ketiga. Pada zaman itu biasanya pemberita Injil membutuhkan surat pujian atau rekomendasi yang menjelaskan kompetensi seorang penginjil yang mengunjungi jemaat. Tetapi rasul Paulus tidak merasa perlu surat pujian yang hanya sehelai kertas. Rasul Paulus menjelaskan pihak ketiga dan surat pujian yang menjelaskan kompetensi dirinya adalah jemaat Korintus sendiri.
Surat pujian atau rekomendasi bukanlah jaminan bahwa seseorang itu kompeten dalam pelayanan pekabaran Injil. Karena sering juga surat pujian itu dibuat berdasarkan suka atau tidak suka kepada seseorang. Jemaat adalah surat pujian yang paling tepat, karena jemaat Korintus adalah buah pekabaran Injil rasul Paulus. lebih jauh lagi rasul Paulus menandaskan bahwa jemaat bukan saja surat pujian tetapi “surat Kristus”. kalau surat pujian ditulis dengan tinta pada selembar kertas sedangkan surat Kristus ditulis dengan Roh Kudus bukan pada Kertas tetapi pada hati pengikut-Nya.