Kamis 21 Juni 2018
TANGAN ALLAH
1 Tawarikh 29:1-19
Kekristenan bukanlah soal tangan manusia. Tangan manusia itu sangat terbatas kemampuannya untuk terus berpegang. Masih ingatkah saudara tentang seorang anak yang dibawa oleh ibunya jalan-jalan ke pasar malam? Selama mencari barang-barang yang akan dibeli, anak sangat dekat dengan ibunya. Tetapi dia tidak mau dipegang oleh ibunya karena sangat membatasi ruang gerak sang anak. Ibunya mengijinkannya biar anak itu belajar untuk disiplin berpegangan kepada ibunya. Tetapi tidak berarti ibunya lepas perhatian dari anaknya. Tidak terlalu lama anak itu sudah mulai merenggangkan pegangannya kepada ibunya. Alasannya tangannya sudah mulai capek. Selanjutnya dia melepaskan pegangannya sama sekali karena betul-betul tangannya sudah tidak kuat lagipula perhatiannya kepada barang yang indah membuatnya lupa berpegangan. Untungnya sang ibu memperhatikannya, sehingga anak itu tidak tersesat. Selanjutnya ibunya yang memegang. Ruang gerak anak itu memang menjadi terbatas. Tetapi hingga mereka selesai berbelanja anak itu aman dalam pegangan ibunya. Sudah pasti tangan ibu jauh lebih kuat dari tangan anaknya yang masih kecil.
Dalam hal memberipun tentu tangan manusia sangat terbatas. Bukan hanya dalam jumlah pemberian tetapi juga dalam hal kesetiaan memberi. Kekristenan itu adalah soal tangan Allah. Raja Daud telah memberi banyak untuk pembangunan bait Allah. Dia pun memotivasi umat yang lain untuk memberi. Dengan bersemangat mereka memberi dalam jumlah yang cukup banyak. Tetapi pembangunan itu terlaksana tetap saja bukan karena tangan manusia tetapi karena campur tangan Allah. “Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya” (1 Tawarikh 29:12). “Sebab siapakah aku ini siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberi persembahan sukarela seperti ini? Sebab daripada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu” ( 1 Tawarikh 29:14). Raja Daud dan umat Israel lainnya memberi sumbangan besar untuk membangun bait Allah. Ketika raja menyaksikannya dia bukan menjadi bangga atas pemberian mereka. Sebaliknya merendahkan hati dan memuliakan Allah karena semua itu sumbernya adalah dari tangan Allah sendiri. Tangan Allah-lah yang kuat dan kaya.
Jadi serahkanlah hidup dipegang dan diberkati tangan Allah. Jadi kekristenan bukanlah kehebatan tangan manusia tetapi kehebatan tangan Allah.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan sebagai fakta sejarah.
- M2 – Merenungkan : Mengapa Kekristenan itu kehebatan tangan Allah?
- M3 – Melakukan : Milikilah tangan yang bersih (Mazmur 24:4)
- M4 – Membagikan : Saksikan kehebatan tangan Allah.