Minggu 10 Juni 2018
TEKUNLAH
Yudas 1:17-25
Kalau belajar tekun sebaiknya belajarlah kepada petani. Hingga usia 24 tahun penulis adalah petani beneran, bukan petani-petanian, tetapi petani sungguhan.
Sebagai petani tradisional tentunya tidak mengharap hasil yang terlalu banyak dan pula tidak punya kesanggupan untuk mengusahai lahan yang luas. Contohnya untuk menanam kacang tanah di lahan 2000 m2 sudah cukup merepotkan. Dimulai dengan mencangkul untuk menggemburkan tanah dibutuhkan waktu dua minggu itu pun harus bekerja dari pagi hingga sore. Setelah bibit ditanam langsung setiap pagi harus membunuh bekicot yang berkeliaran di lahan dan siap melahap bibit yang mulai tumbuh. Setelah tanaman mulai bersemi biasanya disusul tanaman liar yang cukup lebat, maka penyiangi pun harus dimulai.
Bila bertepatan dengan musim hujan, menyiangi untuk membersihkan rumput liar menjadi lebih susah. Belum lagi harus membuat parit untuk mengalirkan air agar pertumbuhan kacang tanah tidak terganggu. Kurang lebih dua minggu lagi untuk dipanen biasanya langsung menanam cabe atau jagung diantara tanaman kacang. Bila kacang sudah dipanen cabe sudah mulai bersemi, memanen kacakng pun harus hati-hati, bila harga cukup baik maka kita senang. Tetapi bila harga turun drastis, kita harus siap menerima kenyataan dan tidak menjadi alasan untuk berhenti berusaha. Tetap saja harus tekun bekerja. Begitu terus hari lepas hari tidak ada kata bosan dan juga tidak ada alasan malas apalagi berhenti berusaha. Belum lagi ada saat-saatnya gagal karena curah hujan yang tidak sesuai, kemarau panjang dan serangan hama tanaman. Ketekunan sudan menjadi bagian dari petani sungguhan. Demikianlah umat Tuhan harus tekun dalam membangun imannya seumur hidup. Hal itu berarti beribadah dengan tekun, berdoa dengan tekun serta belajar dan membaca firman Tuhan dengan tekun. Tentu saja tidak setiap beribadah menyegarkan jiwa, tidak setiap doa dikabulkan dan tidak setiap belajar Firman kita langsung mengerti.
Tetapi tetaplah tekun. Tekunlah berada di setiap kegiatan yang menjanjikan kehadiran-Nya dalam hidup saudara. Sebab kalau kita hidup tekun dan tetap tinggal dalam lingkaran kasih dan pimpinan Allah sudah pasti uman dan karakter terbangun dengan baik. Lagi pula hal itu adalah bagian dari sikap kerinduan yang tak surut untuk menantikan kedatangan Tuhan dalam kemuliaan-Nya untuk memberi kehidupan dan kebahagiaan abadi kepada kita jadi tekunlah.
- M1 – Menerima : Terimalah Firman sebagai kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Saat membaca Firman ijinkan Firman menyentuh hati saudara
- M3 – Melakukan : Jadilah tekun membangun kehidupan iman
- M4 – Membagikan : Sharingkan akan pentingnya ketekunan