Jumat 25 Mei 2018
ROH PEMBERI MOTIVASI
Ulangan 1:26-46; Mazmur 143:1-12
Dalam Perjanjian Lama Roh Kudus menuntun seseorang pada tingkat kehidupan yang semakin benar. Bila umat taat kepada tuntunan selalu membawa umat kepada kemenangan tetapi bisa tidak taat biasanya berakibat buruk karena terjatuh kepada kekalahan.
Yosua dan Kaleb adalah dua orang dari dua belas yang diutus Musa mengintai tanah Kanaan. Yosua dan Kaleb di pakai oleh Roh Kudus untuk menyemangati umat. Kedua hamba Tuhan ini tidak menampik kenyataan bahwa penduduk Kanaan tidaklah mudah ditaklukkan. Hanya bila Allah menyertai maka tidak ada yang sulit untuk ditaklukkan. Roh Kuduslah yang menuntun Yosua dan Kaleb memberi semangat kepada umat Allah agar terus meyakini penyertaan Allah. Kali ini umat Allah sudah harus bertekad memasuki negeri Perjanjian yang seharusnya mereka sudah masuki kurang lebih tiga puluh sembilan tahun sebelumnya. Kegagalan untuk mentaati Roh Kudus berakibat terjadinya penundaan atau bahkan kehilangan rencana Allah atas kehidupan umat-Nya. Rencana Allah akan tergenapi dalam hidup yang mengikuti tuntunan Roh dalam melangkah untuk hidup semakin benar. Bagi umat Allah ini “Allah akan berperang, Allah mendukung dan berjalan di depannya” (Ulangan 1:30-33). Daud seorang raja sangat gemar bermazmur. Dia bahkan tetap bermazmur saat hampir putus asa saat diterpa berbagai keulitan. Mazmur 143 adalah gambaran berbagai kesulitan yang menerpa raja Daud. Dia terus mengumandangkan Mazmur untuk mengakui kuasa dan kebaikan Allah. Pada hal saat dia tertekan yang tinggal hanyalah secercah harapan dalam doa. Hanya doa sajalah yang dapat menghidupi kesulitan besar. “Lepaskanlah aku dari musuh-musuhku ya Tuhan, pada-Mu lah berteduh! Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata. Hidupkanah aku oleh karena nama-Mu, ya Tuhan, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu” (Mazmur 143:9-11).
Dalam kondisi pada titik terendah hidup kerohanian bukan berarti sudah kalah. Semua orang percaya masih mempunyai senjata pemungkas yaitu doa. Senjata pamungkas bukan berarti sekedar terakhir, tetapi sesuatu yang memperoleh kekuatannya saat pemiliknya sudah tak berdaya. Seperti Daud justru dia menikmati kekuatan doanya saat dia bermazmur menghadapi kesulitan.
- M1 – Menerima : Terimalah firman Tuhan sebagai kebenaran mutlak.
- M2 – Merenungkan : Darimana Yosua, Kaleb dan Daud beroleh kekuatan.
- M3 – Melakukan : Tekunlah berdoa.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya hidup tekun berdoa.