Jumat 04 Mei 2018
KONSISTENSI UMAT ALLAH
Keluaran 15:22-27
Dalam pengembaraan umat Israel ada banyak hal yang terjadi. Setiap kejadian selalu mengubah sikap umat Allah. Dan lebih sering umat Israel menyikapi kejadian dengan reaksi yang salah. Belum lama mereka memuja Musa sebagai pemimpin yang baik, tetapi begitu masalah datang mereka mempersalahkan Musa. Hati mereka berkobar-kobar memuliakan Allah saat menyeberangi laut Teberau. Tetapi tiga hari kemudian mereka sudah bersungut-sungut karena lapar dan haus. Urusan perut memang sangat penting, itulah sebabnya sering menjadi alasan untuk berbuat kesalahan. Kesalahan berulang-ulang menjelaskan betapa tidak konsistennya umat ini. Sikap tidak konsisten inilah yang sering mengundang masalah. Allah sesungguhnya menyediakan air di Mara, hanya saja airnya pahit. Sebenarnya air pahit adalah minuman yang sangat cepat memuaskan rasa haus. Tetapi umat itu menginginkan air manis, paling tidak air tawar. Dengan pimpinan Allah, Musa melakukan sesuatu sehingga air itu menjadi manis. Allah bukan saja memuaskan rasa haus umat-Nya tetapi juga memuaskan hasrat umat-Nya dengan memberi air manis.
Air pahit diubah Allah menjadi manis menjadikan kekuatan umat pulih. Bukan itu saja Allah memperbaharui janji-Nya kepada umat Israel. Dari janji-Nya itu Allah menyatakan bahwa Dia lebih ingin memberi kesehatan kepada umat-Nya ketimbang mengijinkan ditimpa penyakit. Allah lebih suka menyembuhkan daripada menimpakan penyakit. Dari Mara umat melanjutkan perjalanan hingga tiba di Elim. Elim tempat yang memberi air yang melimpah dan tempat berteduh yang nyaman. Disitu umat berkemah. Umat Israel adalah umat Allah Perjanjian Lama. Umat Perjanjian Lama sangat tidak konsisten dalam perjalanan imannya. Ketidak-konsistenan itu membuat mereka berulang-ulang tertimpa kesulitan.
Gereja kurang tepat bila disebut sebagai Israel rohani, tetapi lebih tepat bila disebut umat Allah Perjanjian Baru. Sedangkan umat Allah Perjanjian Baru dapat mengambil banyak pelajaran berharga dari umat Allah Perjanjian Lama. Salah satu yang perlu menjadi pelajaran bagi kita adalah betapa tidak memadainya perjalanan iman yang tidak konsisten. Belajar dari ketidakkonsisten umat Allah Perjanjian Baru tertantang untuk hidup konsisten di dalam Kristus.
- M1 – Menerima : Terimalah Firman sebagai fakta sejarah bermakna.
- M2 – Merenungkan : Mengapa umat Israel bersungut-sungut.
- M3 – Melakukan : Jadilah pengikut Kristus yang konsisten.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya pengikut Kristus yang konsisten.