Senin 30 April 2018
MEMBANDINGKAN DIRI
2 Korintus 10:12-18
Permasalahan yang sering terjadi dalam diri orang percaya adalah membadingkan diri sendiri dengan orang lain. Membandingkan diri dengan orang lain adalah bukti ambisi persaingan. Petrus yang baru saja dipulihkan Yesus atas penyangkalannya langsung terjerat pada ambisi persaiangan dengan mencoba membandingkan diri dengan Yohanes. Ambisi persaingan ini biasanya bukti masih adanya iri hati. Dalam kenyataan yang jelas belakangan ini adalah terjadinya kompetisi yang kurang sehat antar gereja local. Hal itu terjadi karena semua gereja lokal mengukur kemajuannya dari jumlah anggota dan canggihnya fasilitas gereja. Tidak ada salahnya bila gereja lokal kompetitif hanya janganlah berkompetisi karena kental dengan konsep ambisi bersaing.
Ambisi bersaing ini selalu dilandasi iri hati. Iri hati ini berangkat dari keinginan lebih besar dari orang lain. Tidaklah mengherankan bila akhirnya selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Petrus pun terperangkap dengan hal ini. Petrus suka membandingkan dirinya dengan Yohanes, dan Yohanes suka mengkritik Petrus dalam hal ini. Tuhan Yesus mengenal kedua murid-Nya yang dalam banyak hal betul-betul sangat berbeda. Tuhan Yesus tidak pernah membeda-bedakan mereka walaupun Yesus menghadapi dan membina mereka secara berbeda. Cara paling tepat untuk mencegah sikap membanding-bandingkan ini adalah menjaga kemurnian motif.
Penuai haruslah bergumul terus untuk memerangi iri hati. Bila motif murni hanya untuk memuliakan Allah maka tidak akan pernah terperangkap kepada sikap iri hati. Rasul Paulus mengingatkan, betapa suatu tindakan yang tidak bijaksana bila membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Sikap ini hanyalah suatu sikap yang sia-sia. Karena tanpa dibandingkan pun sudah pasti berbeda. Membandingkan diri dengan ukuran masa kini dan orang pecaya disekeliling kita bukanlah sesuatu yangdikehendaki Tuhan. Standar yang harus kita pakai mengukur diri kita adalah firman Allah dan teladan yang benar dalam menilai diri adalah Yesus.
Yohanes 21:20-22, menjelaskan bahwa Yesus menegur Petrus saat dia ingin tahu tentang Yohanes. Sehingga menilai komentar Yesus terkandung pengertian bahwa seharusnya Petrus urus saja urusannya dengan baik dan tetap fokus memandang kepada Yesus. Membanding-bandingkan diri dengan orang lain berpotensi mengalihkan fokus kita kepada Tuhan ke fokus diri sendiri. Seperti gereja lokal akan bisa lemah atau sombong bila membandingkan dengan gereja lokal lain, demikian juga para penuai bila suka membandingkan diri dengan orang lain. Bukan gereja lokal atau seseorang yang menjadi standar hidup kita tetapi firman Tuhan. Bukan gereja lokal atau orang lain yang menjadi teladan kita melainkan Yesus.
- M-1; M-2; M-3; M-4 : Baca, renungkan, lakukan dan bagikan Firman Tuhan.