Senin 29 Januari 2018
SEMATA ANUGERAH BUKAN HAK (Matius 20:1-16)
Seorang pengacara terkemuka di Jakarta pernah membuat pengakuan: “Saya bangga jadi orang Batak, kena orang Batak sadar hak”. Semua orang percaya perlu juga sadar hak, karena hanya orang yang sadar haklah yang mempunyai pijakan yang kuat untuk mengakui dan menghargai hak orang lain. Hanya saja perlu berhati-hati, supaya tidak menjadi orang yang bersih kuku untuk mempertahankan hak. Biasanya siapapun yang terlalu Teguh untuk mempertahankan haknya sangat mudah terjebak kepada lupa kewajibannya.
Orang yang sadar hak biasanya adalah juga orang yang sadar kewajiban. Tetapi orang yang membabi buta mempertahankan hak biasanya lupa akan kewajibannya. Orang yang sadar kewajiban biasanya adalah orang yang sadar hak. Tetapi orang yang membabi buta melakukan kewajibannya biasanya lupa juga akan haknya. Itulah sebabnya tidak boleh ada yang diabaikan. Hak dan kewajiban harus berjalan bersama-sama dengan seimbang. Menurut pola pikir secara umum seorang hamba yang bekerja adalah merupakan kewajiban dan upah adalah merupakan hak. Tetapi dalam kerajaan Allah tidak mengenal konsep kewajiban dan hak yang ada adalah konsep anugerah. Hak dan kewajiban adalah anugerah, kerja dan upah juga adalah sama-sama anugerah.
Pembacaan Alkitab hari ini mengisahkan sejumlah hamba yang bekerja sebagai kuli harian. Pada hamba yang bekerja pagi hingga sore memperoleh upah sedinar sesuai kesepakatan. Sangat masuk akal jika hamba yang bekerja sejak pagi memprotes sang tuan. Ada tiga alasan tuan memberi upah sama kepada semua hamba yang bekerja dari pagi hingga sore. Alasan pertama, satu Dinar adalah upah kesepakatan. Alasan kedua, tuan bebas mempergunakan miliknya. Alasan ketiga, tuan memberi upah berdasarkan kemurahan hatinya. Dalam hal ini perumpamaan ini memberi pesan bahwa tidak perlu merasa lebih unggul hanya karena faktor senioritas. Milikilah kepedulian seperti kepedulian Tuhan menawarkan kesepakatan kerja kepada para penganggur tetapi di atas semuanya itu, kita para penuai adalah hamba yang mendapat kesempatan bekerja di ladang-Nya Tuhan. Yang tidak perlu menuntut hak.
Karena “Hidup ini adalah kesempatan untuk melayani Tuhan, jangan sia-siakan kesempatan sebagai anugerah Tuhan. Karena hidup ini hanya sementara jadi berusahalah semasih kuat”. Mari hai para penuai Kita nyanyikan bersama.
- M1 – Menerima : Terima FirmanTuhan dengan yakin saudara diberi kesempatan untuk melayani.
- M2 – Merenungkan : Posisikan saudara sebagai hamba yang bekerja dari pagi tanpa protes.
- M3 – Melakukan : Terima hidup, pekerjaan, kesempatan sebagai anugerah Tuhan.
- M4 – Membagikan : Sharingkan anugerah Tuhan kepada saudara.