Rabu 17 Januari 2018
MENERIMA KEPUTUSAN ALLAH
Ulangan 32:48-52; 33:1-29
Tidak semua umat Allah siap menerima keputusan Allah. Hal itu terjadi karena keputusan Allah sering tidak sesuai dengan harapan dan keinginan umat. Allah berdaulat memutuskan segala sesuatu tanpa meminta pertimbangan dari siapapun. Allah berdaulat menurunkan seseorang dan meninggikan yang lain, dan tidak seorang pun berhak menggugat Allah akan keputusan-Nya.
Penulis mengenal seorang anak tuhan mempunyai anak laki-laki satu-satunya meninggal pada usia 12 tahun karena kecelakaan. Anaknya adalah seorang anak yang baik dan setia mengikuti ibadah sekolah minggu. Anaknya cerdas dan seorang berbakat dalam hal tarik suara. Pada awalnya sang ayah tidak mampu menerima kenyataan yang merenggut nyawa anaknya. Malah cenderung menyalahkan Allah yang dianggap tidak perduli dengan dirinya. Cukup lama dia berhenti beribadah bahkan tidak lagi berdoa seperti kehidupan yang dijalaninya sebelum anaknya meninggal.
Selama dia dalam kondisi menyalahkan Allah dia tidak mampu melihat hal yang baik dalam kepergian anaknya. Dibutuhkan waktu 6 bulan untuk dia dapat menerima kenyataan yang pahit ini sebagai keputusan terbaik Allah untuk anaknya. Tidak ada kejadian luar biasa yang membuatnya akhirnya menerima kepergian anaknya sebagai bagian dari rencana Allah. Dalam kesaksiannya dia menyatakan enam bulan adalah masa kelam yang dapat dikategorikan sebagai mimpi buruk dalam hidupnya. Selama 6 bulan itu dia betul-betul kehilangan produktivitasnya. Tetapi setelah dia menerima keputusan Allah terjadi perubahan yang radikal dalam hati dan pikirannya. Dalam hati dan pikirannya anaknya seakan-akan masih hidup dan memberi dorongan kepadanya untuk terus maju dan setia kepada Tuhan Yesus. “Menerima keputusan Allah adalah sebuah nilai kebenaran Allah yang Hakiki”.
Pada akhir kepemimpinannya saat Musa mempersiapkan Yosua memimpin Israel memasuki tanah perjanjian, Allah memerintahkan Musa untuk menyongsong kematiannya di atas bukit Nebo. Ternyata keputusan Allah sudah final bahwa Musa tidak ikut masuk ke negeri perjanjian. Kesetiaan Musa yang dihormati umat karena hubungannya yang intim dengan Allah tidak mengubah keputusan Allah. Musa menerima keputusan Allah. Dalam waktu tersisa Musa memberkati umat Allah Lalu naik ke bukit Nebo menatap negeri perjanjian lalu meninggal. Musa tidak memasuki negeri perjanjian sebelum dia mati, tetapi berabad-abad kemudian Musa memasukinya ketika muncul di gunung pemuliaan dan berbicara dengan Yesus (Matius 1:3).
Penuai teruslah maju semakin dewasa dan terima keputusan Allah atas pelayananmu apapun hasilnya. Teruslah belajar.
- M1 – Menerima : Terimalah Firman Allah sebagai sejarah nyata.
- M2 – Merenungkan : Cari bukti bahwa Musa menerima keputusan Allah.
- M3 – Melakukan : Katakan “Ya” kepada semua keputusan Allah atas diri saudara.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya keputusan kedaulatan Allah.