Sabtu 08 Desember 2018
TEGAS TERHADAP DOSA
“Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini” (Titus 2:12).
Dapatkah kita mengukur kasih Tuhan dalam kehidupan kita? Sungguh kita tidak akan mampu mengukur. Kasih terbesar Bapa dinyatakan ketika Ia memberikan Putra-Nya, Yesus Kristus, kepada dunia supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak mengalami kebinasaan kekal, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Begitu juga melalui kematian-Nya di atas kayu salib Yesus telah membuktikan betapa Ia sangat mengasihi umat-Nya hingga nyawa-Nya rela Dia serahkan. ”Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13). Jika kita sudah mengalami kasih Tuhan yang begitu luar biasa ini, tidakkah kita rindu membalas kasih-Nya?
Banyak orang Kristen berkata mengasihi Tuhan, tapi apa buktinya? Mengasihi Tuhan tidak cukup hanya rajin beribadah atau rutin memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Alkitab menegaskan bahwa bukti kita mengasihi Tuhan adalah ketika ”…kita menuruti perintah-perintah-Nya.” (1 Yohanes 5:3). Menuruti perintah Tuhan berarti mampu bersikap tegas terhadap dosa, tidak berkompromi sedikit pun dengan segala hal yang bertentangan dengan firman Tuhan. Penegasan inilah yang disampaikan rasul Paulus kepada Titus bahwa bukti kita mengasihi Tuhan adalah ”…meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi…”. Ada banyak orangtua yang bersikap lunak dan cenderung membiarkan ketika melihat anak-anaknya melakukan dosa, seperti yang dilakukan oleh imam Eli: ketika anak-anaknya melakukan kefasikan dan berbuat dursila ia tidak menegur keras dan tidak memarahi anaknya, sehingga akhirnya keluarga ini pun harus menanggung akibatnya. ”Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” (Amsal 13:24).